Kota Jayapura – Kabupaten Lanny Jaya yang merupakan salah satu zona merah di Papua juga menjadi target program kesejahteraan masyarakat dari Binmas Noken Polri.Di kabupaten ini, Binmas Noken Polri memiliki lima spot peternakan babi dan satu spotpeternakan kelinci yang tersebar di beberapa distrik.
Asmin Triswenda, Ketua Kelompok Binaan ternak babi di Kampung Longgalo Distrik Tiom mengatakan, masyarakat di kampungnya bertahan hidup hanya dengan memanfaatkan lahan untuk bercocok tanam. Sehingga dengan adanya program Binmas Noken Polri ini, dia merasa bangga dan berharap dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Bagi kami orang gunung, babi itu adalah aset. Untuk itu kami sampaikan terima kasih. Saya harap jika nanti kami sudah kembangkan bisa melihat kami lagi disini,” kata Asmin, Kamis, 25 April 2019.
Kapolres Lanny Jaya, AKBP Morjatmo Edy menyampaikan, program Binmas Noken Polri ini sangat membantu dan berpengaruh mengubah pola pikir masyarakat untuk bergabung dengan kelompok yang bertentangan dengan NKRI.”Bantuan Binmas Noken Polri ini mereka bisa beternak dan mengurangi niat mereka melakukan kegiatan negatif,” ujarnya.
Hermawan Sulistyo, selaku penasehat Polri mengatakan, program Binmas Noken Polri ini merupakan gagasan kapolri untuk merangkul masyarakat di wilayah pegunungan Papua, bahkan merangkul kelompok kriminal bersenjata untuk menunjukkan wajah teduh NKRI
“Di Kabupaten Lanny Jaya, kelompok kriminal bersenjata masih sangat aktif dan resiko kontak senjata sangat tinggi. Sehingga program merebut hati rakyat sangat penting, sebab kuncinya kembali lagi ke rakyat,” jelas Hermawan.
Asal Usul Binmas Noken
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), sekaligus penasehat Polri Profesor Hermawan Sulistyo menyebutkan program Binmas Noken Polri digagas oleh Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk membantu mensejahterakan kehidupan masyarakat yang berada di daerah pegunungan Papua.
Saat melakukan kunjungan ke Kabupaten Lanny Jaya Papua pada Rabu 24 April 2019, pria yang biasa disapa Prof Kikiek itu melihat langsung bagaimana pelaksanaan program Binmas Noken Polri dan respon masyarakat.
Ia mengatakan, konsep Binmas Noken Polri adalah perpaduan kata dari Bimbingan Masyarakat Polri sebagai satuan pada fungsi operasional kepolisian dengan konsep Noken yang merupakan tas tradisional yang dianggap orang Papua sebagai simbol martabat dan peradaban kehidupan.
Secara sederhana, Binmas Noken memaknai sebagai operasi kepolisian untuk mengangkat harkat dan martabat kehidupan masyarakat dan rakyat Papua.
“Tugas utama Binmas Noken Polri adalah menjalankan misi atau operasi kepolisian yang bersifat kemanusiaan atau soft approach policing di wilayah Pegunungan Tengah Papua” kata Prof. Kikiek.
Ia mengatakan, Kapolri yang dulunya sempat menjabat sebagai Kapolda Papua sangat memahami situasi perekonomian di wilayah pegunungan tengah Papua yang sangat minim, sehingga Satgas Binmas Noken Polri bertugas untuk membantu pemberdayaan masyarakat Papua.
Program Binmas Noken terdiri dari pendidikan, pertanian, perkebunan, peternakan, pengembangan pariwisata dan pemberdayaan mama mama Papua.
“Khususnya di Kabupaten Lanny Jaya, Binmas Noken Polri telah mengembangkan perkebunan kopi, peternakan babi dan kelinci. Kami telah melihat langsung hasilnya, ternyata masyarakat sangat antusias dan menyambut baik kehadiran Binmas Noken Polri,” ujarnya.
Selain memberikan bantuan, lanjut Prof. Kikiek, Binmas Noken Polri juga selalu memberikan pendampingan kepada masyarakat secara efektif dan efisien untuk mengelola peternakannya dengan baik.
Misalnya saja di Kampung Pulonngu, terdapat dua spot peternakan yaitu peternakan ternak babi dan peternakan kelinci. Untuk hewan kelinci berasal dari kelinci lokal yang memiliki daya tahan lebih tinggi, sehingga jika diberikan pendampingan terus, maka masyarakat lokal tidak lagi menjadi penonton melainkan akan lebih mandiri dan sejahtera dalam menumbuh kembangkan ekonomi mereka sendiri. ***
sumber : https://kabarpapua.co