Jakarta– Bertempat di Perpustakaan Nasional, Gambir Jakarta, Binmas Noken Polri menggelar acara talk show dan pameran foto dengan mengangkat tema “Penjaga Peradaban dari Polri untuk Papua, Kamis (16/5).
Acara yang dihadiri Dirbintibmas Korbinmas Polri, Brigjen Pol Edi Setyobudi, Sekda Kabupaten Lanny Jaya, Cristian Suhulait, Kepala Perpustakaan Nasional, M Syarif Bando, Mahasiswa PTIK/STIK Polri dan ratusan undangan lainya. Adapaun pemateri dalam talk show yaitu Prof Hermawan Sulistyo,Prof Juni Tamrin dan Dr Adriana.
Dirbinmas Korbinmas Polri, Brigjen Pol Edi Setyobudi dalam sambutanya mengatakan tugas Polri selain menjaga kambtimas, juga mengawal dan menjaga peradaban ditengah-tengah perubahan social.
“ Kegiatan ini merupakan wujud tanggung jawab Polri kepada publik terhadap pelaksanaan tugasnya mendampingi masyarakat di pegunungan Tengah Papua,” jelas Brigjen Pol Edi Setyobudi.
Ditambahkan Edi, “ Istilah “perdaban” dalam bahasa Inggris disebut Civilzation, yang secara umum dmaknai sebagai bagian-bagian dari kebudayaan yang tinggi, halus, indah, dan maju. Sedangkan lebih luas adalah kumpulan sebuah indentitas terluas dari seluruh hasil budi data manusia.
“Seorang Ilmuwan Amerika bernama Jared Diamond dalam bukunya “The World Until Yesterday” tahun 2018, mendiskripsi bahwa peradaban “zaman purba” itu baru saja terjadi kemarin. Dunia modern saat ini, baru berlangsung sebentar dalam sejarah manusia. Selama lebih dari 6.000.000 (enam juta) tahun yang lalu, manusia hidup dalam “dunia kemarin” yang saat ini pun masih tersisa di masyarakat tradisional kuno, yaitu sebagai pemburu, peramu hasil hutan,”ungkap Polisi Bintang satu dipundaknya ini.
Dikatakan Edi,Peradaban tersebut masih dapat dijumpai di Indonesia, khususnya pada suku-suku asli di Pegunungan Tengah Papua. Negara merupakan entitas modern yang terrbentuk sebagai komitmen kebersamaan dan kesepakatan. Negara harus hadir (exist) di setiap proses perubahan sosial dan dinamika, sehingga perlu diciptakan alat-alatnya sebagai bagian dari kelengkapan penjaga komitmen dan kesepakatan tersebut.
“ Berangkat dari hal tersebut, terbentuklah salah satu alat negara yang dinamakan Polri, dengan mandat undang-undang sebagai “Penjaga Peradaban”. Maka Polri harus bertindak sebagai pejuang kemanusian dan penjaga kehidupan,” ungkap Edi.
Edi juga mengungkapkan Istilah Noken bagi orang asli Papua bukan sekedar tas, kantong, atau bahkan wadah untuk membawa barang. Secara filosofi-kultural, Noken merupakan simbol kehidupan, martabat, dam peradaban yang menjadi alat permesatu keanekaragaman suku dan adat budaya orang Papua.
Dijelaskan edi, Secara khusus, saya berterima kasih kepada para photograper yang mampu menangkap setiap detail peristiwa sehingga kita semua yang hadir dsini dapat mnerima setiap pesan didalamnya dengan jelas. “Satu Gambar Sejuta Makna”.
Akhirnya, kita semua bisa sepakat, bahwa “Hari Kemarin, Hari ini dan Hari Esok adalah Milik kita, Milik Peradaban,” tutupnya